Belum Ada Judul the series {epsisode 7}



Hari ini mbak anik minta izin pulang kampung karna orang tua nya sakit, dan akulah yang menyiapkan semua keperluan ruamah dan Setelah selasai baru ke toko…dan hari ini juga suamiku pulang dari luar kota…tapi sayang kepulangannya kali ini aku tidak bisa melayani mas hendra,mas hendra pulang tamu bulanan ku datang alias datang bulan.

Sudah tiga hari mas hendra di rumah…dan dia harus pergi lagi keluar kota,tapi kali ini mas hendra pergi bersama anak-anak yang minta ikut karna mereka lagi liburan semester…pagi itu mereka berangkat selasai sarapan pagi…setelah mas hendra dan anak-anak berangkat aku pun ke toko,dan rumah herman yang menjaga



Waktu sudah menunjukan pukul 20:50…Semua karyawan sudah pulang sekarang,hanya fadli yg tinggal karna dia tinggal di toko…… rencana aku mau minta antar fadly karna tadi aku nebeng sama mas hendra dan anak-anak….tiba-tiba herman datang menjemputku…dan kami pun bergerak pulang,Dan saat di dalam perjalan menuju rumah,

"kita makan dulu, ibu belum makan dari tadi siang !", ucapku.

"ya udah.. !", jawab herman.

"kamu mau makan apa Man.. kamu belum makan kan ??", tanyaku.

"ehm... ga terlalu laper seh, bubur ayam aja deh !", jawab herman.

"ohh.. ya udah kalau gitu !", kataku lagi.

Kita pun menuju tukang bubur ayam pinggir jalan dan memesan 2 porsi bubur ayam. berhubung semua tempat duduk penuh jadi aku memutuskan untuk di bungkus saja. setelah pesanan selesai kita pun melanjutkan perjalan menuju rumah, sesampainya di rumah, kulihat rumah sangat gelap terlihat sangat gelap.

"Kamu lupa hidup lampu rumah yaa tadi.. ?", tanyaku.

"iya bu.. tadi aku pikir bakal bentaran ternyata sampai semalam ini !", jawab herman.

"kamu masuk duluan aja ibu mau nyalain lampu halaman dulu !", ucapku.

Herman  pun masuk dengan membawa bubur ayam menuju ke dapur dan menyiapkan sajian bubur ayam tersebut di atas mangkuk. dan aku menuju ke arahnya setelah mengunci pintu rumahn.

"wew.. dah di siapin nih !",ucapku.


Kami berdua pun makan bubur ayam di atas meja makan…tempat kami bercinta beberapa hari yang lalu…malam ini mungkin kami hanya bisa menyimpan hasrat bercinta karna aku lagi halangan, di saat makan ini obrolan pun terjadi lagi.

"enak juga nih buburnya !", ucapnya.

"iya ini bubur ayam langganan Widya.. !?", tandasku lagi.

"makanan favoritmu apa seh Herman ?", tanyaku.

"kamu sayang!", jawab herman.

"mulai deh kamu,tapi sayang malam ini ibu lagi ada tamu bulanan.. !", sautku.

"hmmm….!", jawab herman dengan muka kesal.


"cepet amat makannya.. nih bantuin ibu, ibu dah mau kenyang nih !",ucapku.

Dengan menyodorkan sendok yang berisi bubur ayam, aku pun menyuapi herman dengan lembut, saat menyuapi kulihat herman memperhatikanku dengan tatapan mesumnya tertuju pada mulutku yang terbuka saat menyuapi nya, apa dia membayangkan kalau mulut ku ,dimasuki dengan penisnya.

Lalu.... aku mengayunkan tangan mengarah ke depan mata herman,

"hey.. lagi makan kok malah ngelamun !", ucapku.

"enggak kok bu.. !", ucapnya.

"enggak apaan nih buktinya.. dasar mesum !", ucapku.

Tangan ku memegang sendok tiba-tiba kupukulkan ke penis herman yang telah berdiri tegak dan keras sekali.

"Aaaahhh... sakit bu !", teriak herman.

"hahaha.. bodo amat !", jawabku.


"bu.. bantuin,udah gak tahan "ehmm.. ucap herman"

Kita pun menghentikan acara makan kami dan aku mulai mengelus-elus kemaluannya lalu mengocoknya pelan-pelan, dan sesekali dia menampar burungnya akubegitu gemas sekali lalu herman berdiri dan diarahkan kepalaku  mendekat ke penisnya.

"bu hisap donk.. !", pintanya.

"heh.. ga mau ahh.. jorok,ibu belum pernah melakukannya...ucap ku
 
 

"Cium saja, ini punya ibu, kok. Ciumlah. Ayoo, ciumlah". aku ikut saja maunya. Ah, kontol itu menyentuh bibirku.


"Ayo, cium, nggak apa-apa. Ayoo, sayang. Ciumlah. Ayoo.."

Aku merem saat mulutku sedikit menganga menerima ujung mengkilat-kilat itu, sementara dorongan tangannya membuat gigiku akhirnya tersentuh ujung itu.

"Ayoo, sayang..".

Dan aku, dan mulutku, dan lidahku, dan hatiku, dan sanubariku, dan akuu.. Akhirnya menerima kontol herman menembusi bibirku, menyeruaki mulutku. Aku menerima terpaan getar nikmat yang membuat tubuhku merinding dan menggelinjang. Aku didorong oleh kekuatan macam apa ini, saat aku menerima adanya norma baru, yang selama ini merupakan sangat tabu bagiku, dan sangat menjijikkan bagi penalaranku. Bahkan aku menerima dengan sepenuh hasrat dan nafsu birahiku.


Aa.. Aku.. aku.. Mulai mencium dan melumat kontol Herman..

"Ah, sayang, kamu nampak begitu indah, sayangg.. Indah sekali, sayang.. Sangat indah, sayang.. Indah banget sayang..", herman meracau tidak menyembunyikan kenikmatan libido erotisnya saat melihati aku mengulum dan menjilati kontolnya.


"Terus, sayang.. Terus.. Enak sekali, sayang.. Teruss..".

Dan aku menunjukkan gerakan melumat dan menjilat secara sangat intens. Terkadang aku cabut kontol itu untuk aku lumati batangnya yang penuh belukar otot-otot. Tanganku tak bisa lagi diam. Sementara tangan kananku menyangga kontolnya dan mengedalikan kemana mauku, tangan kiriku mengelusi bijih pelirnya dan sesekali naik meraupi jembutnya yang sangat tebal itu.

Duh.. Aku menemukan keindahan, erotisme dan pesona birahi yang tak bisa kuungkapkan dalam kata-kata. Aku hanya bisa tangkap dengan hirupan hidungku, dengan rasa asin di lidahku, dengan keras-keras kenyal dalam genggamanku, dengan nafas memburuku. Aku benar-benar larut dalam pesona dahsyat ini.

Dan ketika aku rasakan Herman mulai menggoyangkan pantatnya menyanggamai mulutku, dan ketika kudengar dia mulai benar-benar merintih dan mendesah yang membuat aku semakin terbakar oleh libidoku yang memang telah menyala-nyala aku menyadari bahwa macam nikmat birahi itu demikian banyaknya. Aku nggak pernah merasakan macam ini sebelumnya.

Membayangkan saja aku tabu dan jijik. Dan ketika kini aku justru begitu intens melakukannya, tiba-tiba hadir begitu saja keinginanku untuk mempersembahkan kenikmatan yang hebat bagi lelaki bukan suamiku ini. Aku akan biarkan apabila dia menghendaki memuncratkan air maninya ke mulutku. Aku pengin merasakan, bagaimana semprotan hangatnya menyiram langit-langit


mulutku. Aku pengin merasakan rasa pejuh dan spermanya di lidahku. Aku pengin merasakan bagaimana berkedutnya kontol herman dalam mulutku saat spermanya terpompa keluar dari kontolnya.

Dan saat goyangan maju mundur pantatnya makin mengencang, tangannya mulai dengan benar-benar membuat kulit kepalaku pedih karena jambakan dan remasannya karena menahan nikmat tak terperikan dari kuluman dan jilatanku, aku sudah benar-benar menunggu kesempatan itu. Aku sendiri melenguh dan merintih dalam penantian itu.

Dan dengan iringan teriakan histerisnya yang keluar terbata-bata dari mulut herman, akhirnya sebuah kedutan besar menggoncang rongga mulutku. Cairan kental panas luber menyiprat dan menyemprot-nyemprot langit-langit mulutku. Tak henti-hentinya. Entah 7 atau 8 kedutan yang selalu diikuti dengan semprotan air mani hangat. Mulutku langsung penuh. Terlintas kembali rasa jijik. Aku ingin muntahkan apabila kedutan itu habis. Tetapi ternyata itu lain dengan apa yang terlintas dalam benak, nafsu dan tingkah herman.

Tangannya meraih dan menekan kepalaku untuk lebih menghunjamkam kontolnya hingga menyentuh tenggorokanku. Dan pada saat yang bersamaan dengan penuhnya air mani di mulutku, tangannya dengan kuat membekap hidungku. Sungguh kasar dan sadis . Seperti saat seseorang mencekoki jamu pada anaknya, aku dipaksanya menelan semua air mani yang tumpah dalam mulutku. Aku gelagapan dan hanya punya satu pilihan agar tidak tersedak.
 Uhh.. uh.. uh..herman. Kamu gila benar sih..
maaf sayang.. kamu gpp kan?", ucapnya

"hueekk.. sini !", suaraku lirih.

aku menarik kepalanya  dan dia langsung mencumbu bibirnya, lalu semua sisa-sisa mani yang ada di mulutku aku muntahkan kedalam mulutnya,kemudia aku pun menarik wajahku menjauh darinya dan tanganku mendekap mulutnya.

"rasain tuh.. enak gak ??", ucapku dengan wajah mengerjai.

"dasar nakal... !", godanya.

lalu herman menaarik tanganku sampai terlepas dan dai memuntahkan air mani yang di mulutnya,

"hahahaha... emang enak !", kataku dengan mengejek herman.

"Yaa.. memang, air mani itu, khan, hormon, bersih dan sehat. Air mani itu protein juga", katanya.

 lalu kami menuju kamar mandi untuk membersihkan diri........
Sesampainya di kamar mandi herman  menghentikan langkahnya di tepat di bawah shower, lalu dengan sengaja dia memutar kran shower itu supaya membasahi .

"Herman.. ihh basah semua kan !", ucapku.

"ga sengaja bu.. !", ujarnya.

"sekalian mandi aja bu.. !", lanjutnya.

"huh.. maunya !", godaku
Kami pun melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuh kami dan sekarang kami telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuh.

"di bak mandi aja yuk bu.. capek berdiri mlulu !", rayuku.

"ibu bersihin dulu darah haid ibu, nanti air baknya kotor kena haid ibu !", jelasnya.

Bu farah pun merenggangkan kaki nya lalu membersihkannya dengan menggunakan shower, gesturnya benar-benar membuatku diburu nafsu, ku peluk tubunya dari belakang dan penisku ku gesek-gesek ke pantatnya. akhirnya kami pun menuju bak peraduan, aku berbaring di dalam bak dan bu farah nungging dengan kepalanya menghadap penisku, dia pun membersihkan penisku dengan air lalu dia mulai kecup mesra penisku.

Di kulum nya dengan penuh nafsu, perlahan penisku masuk kedalam mulutnya, hangat dan terasa seperti di sedot isi dalam kemaluanku, lidahnya memainkan perannya dengan menggoyang-goyangkan kepala penisku. semua ini benar-benar membuatku melayang tinggi, lalu di kocoknya nya penisku dengan mulutnya, tangan nya pun tak hanya diam, dia memeras buah zakarku, terkadang di tariknya, ohh.. sumpah aku tidak kuat lagi, lalu dengan cepat kusingkirkan kepala bu farah dari kemaluanku.

"kenapa ?", tanya bu farah dengan nafas yang mendesah.

"bentar.. mau keluar !", ucapku.

"pa... yaaahh.. !", ledeknya.

Bodoh amat dengan ucapan bu farah, yang tadi itu nyaris saja membubarkan semua rencanaku, untungnya aku bisa menahannya... 

Kutarik tubuh bu farah ke arahku, ku kecup manis bibirnya lalu kumiringkan tubuhnya membelakangiku, tahan kiriku kujadikan bantalan untuk sandaran kepala bu farah laluku pegang tangan kanannya, dan tangan kananku mengangkat paha bu farah dan menahannya. Lalu kugerakan penisku yang tegak berdiri dan sangat keras menuju lubang bu farah, sentak bu farah pun merontah-rontah.

"nathan.. hentikan !", ucap bu farah dengan panik.

"tidak apa-apa bu.. !", kataku.

"heh... nathan, jangan main-main.. ibu ga suka ini !", ucap bu farah.

"lepaskan nathan.. awas kamu !", lanjut bu farah dengan mengancam.

Aku tak menggubris semua omongan bu farah, bu farah pun terus merontah-rontah dari pelukanku, yaaa.. dengan posisi seperti ini bu farah sangat kesulitan untuk lepas dari kuncianku, dan aku pun dengan leluasa menjalankan misiku.

Kumasukan penis yang sudah sangat mengeras ke dalam lubang bu farah, walaupun susah karena masih sangat rapet, aku pun terus memaksanya untuk masuk, dengan bantuan air bak sebagai pelicin secara perlahan dan sedikit memaksa akhirnya kepala penisku pun masuk ke lubangnya bu farah.

"Aaaahhh... AaaaHh... sakit nath.. !", desahan bu farah dengan merintih.

"tahan bu.. !", ucapku dengan penuh nafsu.

Perlahan ku tenggelamkan lebih dalam lagi ke dalam lubang anusnya, Yaaa... aku meng-Anal bu farah untuk menyalurkan fantasiku, kini seluruh batang penisku telah masuk kedalam lubang anus bu farah. Terasa sangat hangat, himpitannya begitu menggigit sekali. 

Ooohh... sensasi yang sangat luar biasa sekali, ku lihat bu farah sangat menahan rasa sakit, dan tetesan air matanya jatuh berderai ke pipinya, ku kecup rambutnya dan perlahan aku melakukan penetrasi kedalam lubang anusnya, desahan demi desahan terus keluar dari mulut bu farah dibarengi dengan rintihannya, semua itu membuatku semaakin bergairah dan membakar seluruh nafsu di jiwaku.

Deru nafas terus mengebu penetrasi pun semakin ganas mengayun, teriak bu farah pun semakin nyata terdengar.

"udah nath.... AaahhhH.. !", ucap bu farah untuk di lepaskan dengan mendesah-desah.

"bentar lagi bu... !", jawabku dengan bernafsu.

Aku kencangkan penetrasiku, semua nafsu sudah mencapai puncak, gairah pun semakin mengganas, dan "Croooottt... " keluarlah getah-getah maniku dan berhamburan di dalam liang duburnya, dan aku pun merasakan kehangatn air maniku di dalam anusnya.

"AaaaAHhh.. Aaahh.. sudah bu !", ucapku dengan nada kepuasan.

Lalu ku lepaskan tangan ku yang menahan tangan dan kakinya, sehingga kini dia terlepas dari kuncianku dan bebas bergerak, terlihat bu farah begitu lemas dan hanya bisa pasrah saja, lalu kupallingkan wajahnya ke arahku, mulai kucium bibirnya dan ku kecup pipinya, kebelai rambutnya dan ku basuh air matanya, semoga dengan ini dia bisa tenang lagi.

"maaf bu.. !", ucap ku pelan.

"sakit tau.. !", ucapnya juga pelan.

Kupeluk erat tubuhnya dan kusandarkan pipiku dengan pipinya, kita hanya terdiam meresapi semua kejadian yang telah berlalu, bu farah terlihat lebih tenang sekarang, aku terus memeluknya dan sesekali menciu

Setelah ku bilas badanku dan badan herman, dia menggendong akumenuju ranjang. dia membaringkan badanku di ranjang lalu dia pun merebahkan badannya di samping ku, hanya selimut yang menutupi tubuh telanjang kami, suasana yang sangat romantis.

herman mengecup keningku dan membelai bibir sensualku, sebelum kami tidur...........



BERSAMBUNG....

0 Response to "Belum Ada Judul the series {epsisode 7}"

Post a Comment