The Pursuit of Orgasm
The begining - there's something i miss
================================================== =========
"ctik...ctik...ctik...." suara detik jam dinding seakan-akan mengisi seluruh sudut kamar ini. yah memang sudah cukup lama tidak ada aktivitas yang menggairahkan di kamar ini, tak terasa sudah hampir satu bulan ini suamiku tidak menyentuhku.. dia terlalu sibuk dengan urusan kantor. dia terlalu sibuk dengan promosi yang dia terima dan sekarang kesibukannya berlipat lipat dengan dibukanya cabang baru di pinggiran kota tempat kami tinggal.
Perkenalkan, namaku angel dan suamiku bernama frans. sudah hampir 4 tahun ini kami menikah tapi belum juga dikaruniai seorang anak. sehingga hari hari ku terasa makin sepi.
ku lihat jam dinding menunjuk angka 4.20.
"hmmm... masih pagi" pikirku.
entah mengapa pikiranku seakan tertarik kemasa lalu, ke masa dimana hidupku terasa penuh dengan gairah. penuh dengan jeritan dan lenguhan lenguhan kepuasan. aku teringat kembali pada awal awal kami berkenalan.
awal pertemuan ku dan suamiku bisa dibilang tidak sengaja.
saat itu....
"nggeeeellllll....." suara manja itu memanggil namaku dengan begitu hebohnya. ku balikan badanku untuk melihat siapa si yang teriak teriak di mall dengan segala hiruk pikuknya, malu tau!!
kulihat sesosok perempuan yang mengenakan high hells berwarna putih nya disertai celana jins model pensil dan kaos super ketat berwarna putih yang bertuliskan 'kropirinz' uhmm... dari tulisan di kaosnya saja aku sudah menebak itu pasti winda. sahabat ku dari jaman sma.
sedikit tentang winda, winda memiliki tinggi badan yang bisa dikatakan semampai(semeter tak sampai, hehehehe oke teerlalu anarkis) kira kira tinggi winda 157cm. dengan buah dada yang besar bulat dan membusung dan yang pasti 'perabotan'nya itulah yang membuat kaum pria tak henti hentinya menoleh ke arah winda ditambah winda emang sedikit bitchy. Dia suka memakai kaos bertuliskan 'KropirinZ' super ketat sehinga 'perabotan'nya terexpose dengan jelas.
Aku pernah bilang ke winda "awas di gangbang orang satu mall lho" eh dengan nada mengoda dia malah jawab "ehm...enak kali ya di gangbang..." mendengar itu aku hanya bisa mengelengkan kepala sambil merinding membayangkan kalo bener bener digangbang oleh orang satu mall.
Oke cukup deskripsiku tentang winda...
Saat menoleh kebelakang itulah aku menabrak seseorang dan sialnya minuman favorit ku tumpah mengenai baju orang itu. Tanpa melihat orang itu aku hanya bisa meminta maaf dan spontan tangan ku mencoba mengelap bajunya yang terkena noda ice caramel machiato ku. Ya walaupun itu adalah tindakan yang sia sia toh juga gak bakal bisa bersih. Tapi itu adalah reflek setiap orang menurutku.
Ketika tangan ku masih mencoba mengelap bajunya terdengar suara "eh.. Ga usa ga usa... Gapapa kok.. Nyante ajah" aku yang merasa bersalah malah makin salah tingkah, Aku malah mengucapkan sesuatu yang bodoh "eh.. Sory sory.. Sini buka aja bajunya ntar biar aku cuciin.." ooopsss saat kesadaran mulai datang dengan perlahan lahan ku tatap wajahnya "lho..." hanya kata itu yang muncul dari bibirnya.
Ah.. Aku masih belum berani menatap wajahnya secara keseluruhan. Tak lama kemudian datanglah winda "yaaahhh jadi kotor... Elu sii ngel kalo jalan gak liat liat.. Jadi kotor kan baju masnya...." kata winda sambil menyodorkan tangannya. Issshhh aku yang melihat kelakuan winda merasa jengkel, ini semua kan gara gara kamuuuu tauuu ucapku dalam hati.
"Frans..." ucap pria itu.
"winda... Yang ini maminya..(yaah malah masuk ke dialog film yang pernah menggemparkan negri kita) okeeh kembali ke benang merah.. Ini angel" kata winda sambil menunjuk ku dengan tangan kirinya.
ku lihat tangan kanannya sibuk memegang tangan pria itu. Dengan ragu ku beranikan diri untuk menatap wajah pria itu. Eh frans, Kan aku uda tau namanya "angel..." kusambut tangan frans. Hmmm ada perasaan yang muncul saat pertama aku memandang wajahnya. Entah itu rasa bersalah, Malu, Atau malah love at first sight!?? ahhhh entah yang jelas aku masih gak enak masalah bajunya. Akhir cerita demi menebus kecelakaan tadi frans ku traktir makan siang, Tentu saja sebagian menggunakan uang winda. Enak aja jalo aku yang harus bayar sendiri kan winda ikut ambil bagian dari kecelakaan tadi.
Semenjak kejadian itu aku dan frans sering bertemu. Entah untuk sekedar makan siang, Nonton, atau Belanja.
Hingga suatu hari dia menyatakan cinta padaku. Dengan hati yang berbunga bunga tentu saja aku terima cintanya. Toh selama hampir 5 bulan kami berkenalan frans termasuk orang yang sopan dan sangat bertanggung jawab, aku tau ini dari cara dia bekerja. Dia sangat bertanggung jawab akan pekerjaannya. Waktu itu dia masih menjadi pegawai biasa di kantornya.
Setelah hampir 2 tahun aku berpacaran dengan frans, Akhirnya dia melamarku. Tentu saja aku terima tanpa berpikir lagi. Pernikahan kami, kami buat secara sederhana disamping untuk meminimalisir biaya. Juga biar gak cape cape amad.. Biar 'ntar'nya bisa maximal... Hehehehe...
to be continue....
0 Response to "The Pursuit of Orgasm"
Post a Comment