Malam pun tiba....aku dan anak anak makan di meja makan,mbak anik menyiapkan segala sesuatu nya...aku lihat wajahnya biasa saja...tak ada rasa takut atau gugup yang ada malah wajah terpuaskan...."berarti mereka tidak tau,kalau aku mengintip mereka tadi"pikirku,setelah makan aku duduk santai diruangan keluarga sambil menonton Tv,aku menggunakan daster yg hanya di bawah lutut sedikit,sementara herman mondar mandir,di belakangku,dia mengerjakan pekerjaan rutinnya beres rumah,masukin mobil....melihat dia aku jadi terbayang kejadian tadi siang.
Merasa tak kuasa menahan,aku pun beranjak ke kamar,"man nanti matiin tv nya,kalau kamu gak nonton nanti"ucapku pada herman yang sedang mengunci pintu depan,"baik bu"balas herman...aku pun berlalu ke kamarku,aku masuk dan mengunci pintu..aku pun langsung berbaring di tempat tidur sambil membayangkan kejadian siang tadi,tanpa kusadari tangan kiriku mulai mengusap-usap vaginaku yang masih berbalut cd merah,tanganku meremas remas payudaraku,aku menggigit bibir ku tak kuasa membayangkan kalau aku yang berada di posisi mbak ani.
ayu ratna
kini tanganku mulai kuselipkan kedalam cd merahku,jari tengahku ku terus mengusap usap bibir vaginaku,baju tidur kupun mulai terangkat terliahat dadaku yang montok itu,masih di bungkus bra..
Pagi ini aku berencana membeli barang stok toko yang mulai habis,dan juga membayar hutang barang yang masih tersisa...seperti biasa herman yang nanti mengantarku berbelanja..
kini tanganku mulai kuselipkan kedalam cd merahku,jari tengahku ku terus mengusap usap bibir vaginaku,baju tidur kupun mulai terangkat terliahat dadaku yang montok itu,masih di bungkus bra..
Kuelus-elus
buah dadaku dengan lembut hingga terus terang menimbulkan rangsangan tersendiri
bagiku. Libidoku tiba-tiba datang dan hasratku jadi memuncak, rasanya aku ingin
berlama-lama, matakupun tak terasa mulai sayu merem melek merasakan rangsangan.
Kali ini bukan lagi belaian yang kulakukan, tapi aku sudah mulai melakukan remasan ke buah dadaku. Kupilin-pilin puting susuku dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat sekali rasanya. Tanganku perlahan-lahan turun mengelus-elus selangkanganku. Saat jari-jariku mengenai bibir-bibir vaginaku, aku pun merasakan darah yang mengalir di tubuhku seakan mengalir lebih cepat daripada biasanya.
Aku terangsang sekali, liang vaginaku sudah dibanjiri oleh lendir yang keluar membasahi bibir vaginaku. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan dan kugesek-gesek klitorisku dengan jariku sendiri hingga aku pun tak kuasa membendung gejolak dan hasratku yang semakin menggebu. Badanku melengkung merasakan kenikmatan, kukangkangkan pahaku semakin lebar. Jari tengah dan telunjuk tangan kiriku kupakai untuk menyibak bibir vaginaku sambil menggesek-geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk tangan kananku aktif menggosok-gosok klitorisku.
Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan vaginaku. Ujung jariku mengarah ke pintu masuk liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke dalam. Liang vaginaku sudah benar-benar basah oleh lendir yang licin hingga dengan mudahnya menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku. Kini jari tangan kiriku sudah tidak perlu lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek klitorisku.
Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk liang vaginaku. Jari-jariku menyentuh dan menggesek-gesek dinding vaginaku bagian dalam, ujung-ujung jariku menyentuh G-spot, punggung dan kepalaku jadi tersandar kuat pada sofa di ruang tengah, seakan-akan tubuhku melayang-layang dengan kenikmatan tiada tara.
Aku sudah benar-banar mencapai puncaknya untuk menuju klimaks saat ada sesuatu yang rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimku, ini pertanda aku akan segera mencapai orgasme. Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin kupercepat lagi, demikian pula kocokan jari tangan kanan dalam vaginaku pun makin kupercepat pula. Untuk menyongsong orgasmeku yang segera tiba, kurasakan kedutan bibir vaginaku yang tiba-tiba mengencang menjepit jari-jariku yang masih berada di dalam liang senggamaku.
Bersamaan dengan itu aku merasakan sesekali ada semburan dari dalam yang keluar membasahi dinding vaginaku. Aku serasa sedang kencing namun yang mengalir keluar lebih kental berlendir, itulah cairan maniku yang mengalir deras.
“AHH……..” aku terpekik, lalu tubuhku bergetar hebat. Setelah beberapa detik baru terasa badanku seperti lemas sekali.
Mataku terpejam sambil menikmati rasa indah yang menjalar di sekujur badanku
,aku merapikan pakaianku,dan beranjak ke kamar mandi dikamarku,selasai mandi aku kembali tidur tanpa sehelai benang pun........Kali ini bukan lagi belaian yang kulakukan, tapi aku sudah mulai melakukan remasan ke buah dadaku. Kupilin-pilin puting susuku dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat sekali rasanya. Tanganku perlahan-lahan turun mengelus-elus selangkanganku. Saat jari-jariku mengenai bibir-bibir vaginaku, aku pun merasakan darah yang mengalir di tubuhku seakan mengalir lebih cepat daripada biasanya.
Aku terangsang sekali, liang vaginaku sudah dibanjiri oleh lendir yang keluar membasahi bibir vaginaku. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan dan kugesek-gesek klitorisku dengan jariku sendiri hingga aku pun tak kuasa membendung gejolak dan hasratku yang semakin menggebu. Badanku melengkung merasakan kenikmatan, kukangkangkan pahaku semakin lebar. Jari tengah dan telunjuk tangan kiriku kupakai untuk menyibak bibir vaginaku sambil menggesek-geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk tangan kananku aktif menggosok-gosok klitorisku.
Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan vaginaku. Ujung jariku mengarah ke pintu masuk liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke dalam. Liang vaginaku sudah benar-benar basah oleh lendir yang licin hingga dengan mudahnya menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku. Kini jari tangan kiriku sudah tidak perlu lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek klitorisku.
Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk liang vaginaku. Jari-jariku menyentuh dan menggesek-gesek dinding vaginaku bagian dalam, ujung-ujung jariku menyentuh G-spot, punggung dan kepalaku jadi tersandar kuat pada sofa di ruang tengah, seakan-akan tubuhku melayang-layang dengan kenikmatan tiada tara.
Aku sudah benar-banar mencapai puncaknya untuk menuju klimaks saat ada sesuatu yang rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimku, ini pertanda aku akan segera mencapai orgasme. Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin kupercepat lagi, demikian pula kocokan jari tangan kanan dalam vaginaku pun makin kupercepat pula. Untuk menyongsong orgasmeku yang segera tiba, kurasakan kedutan bibir vaginaku yang tiba-tiba mengencang menjepit jari-jariku yang masih berada di dalam liang senggamaku.
Bersamaan dengan itu aku merasakan sesekali ada semburan dari dalam yang keluar membasahi dinding vaginaku. Aku serasa sedang kencing namun yang mengalir keluar lebih kental berlendir, itulah cairan maniku yang mengalir deras.
“AHH……..” aku terpekik, lalu tubuhku bergetar hebat. Setelah beberapa detik baru terasa badanku seperti lemas sekali.
Mataku terpejam sambil menikmati rasa indah yang menjalar di sekujur badanku
Pagi ini aku berencana membeli barang stok toko yang mulai habis,dan juga membayar hutang barang yang masih tersisa...seperti biasa herman yang nanti mengantarku berbelanja..
0 Response to " Belum Ada Judul the series {epsisode 3}"
Post a Comment